Sejarah Lahirnya Taman Kanak-kanak
Kurikulum Pendidikan Agama Islam
- Pengertian KurikulumIstilah kurikulum berasal dari bahasa Latin curriculum yang semula berarti a running course, atau lintasan balap, terutama lintasan balap kereta. Kata tersebut juga terdapat dalam bahasa Perancis courier yang berarti berlari. Kemudian kata tersebut digunakan sebagai mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mendapatkan gelar atau ijazah. Kurikulum secara tradisional diartikan sebagai rencana tentang sejumlah mata pelajaran atau bahan ajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan untuk dipelajari oleh siswa dalam mengikuti pendidikan di lembaga itu.Stratemeyer, Forkner, dan McKim (1947 dalam Pengembangan Kurikulum) mengatakan, "Curriculum is currently defined in the three ways: The courses and class activities in which children and youth engage: the total range of in-class and out-of-class experiences sponsored by the school: and the total life experiences of the learner".Naif Mahmud Ma’ruf mengatakan bahwa kurikulum adalah segala macam kegiatan dan kondisi dalam pembelajaran yang dihadapi oleh siswa di bawah pengawasan lembaga pendidikan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.Hasan Langgulung dalam Ilmu Pendidikan Islam mengatakan bahwa kurikulum pendidikan (manhaj al-Dirasah) adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan.Kurikulum sebagai salah satu bagian terpenting dari sistem pendidikan Islam telah ada sejak periode awal keberadaban pendidikan Islam, yaitu pada masa hidup Rasulullah Muhammad Saw. Mata pelajaran yang menjadi bagian penting dari kurikulum pada periode tersebut adalah berupa: membaca, menulis, dan syair Arab. Senada dengan itu, Syied Ali Ashraf dalam Model Kurikulum Terpadu Iptek dan Imtaq menambahkan kurikulum tersebut juga terdiri dari: Al-Qur’an dan Hadits, tata bahasa, retorika, dan prinsip-prinsip hukum.
Landasan Kurikulum PAI
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu yang dilaksanakan memiliki dasar hukum, baik itu bersumber dari naqliyah maupun aqliyah. Begitu juga halnya dengan pelaksanaan pendidikan pada anak usia dini. Allah swt berfirman berkaitan dengan proses pendidikan anak usia dini sebagai berikut:
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur". (QS. An-Nahl: 78)
Rasulullah saw bersabda:
"Tiap orang yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, ayah dan ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani, atau Majusi." (HR. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan ayat dan hadits di atas dapat dipahami bahwa anak dilahirkan dalam keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui apapun. Namun Allah membekali anak yang baru lahir dengan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Hati nurani tersebut dapat diartikan sebagai akal, alat yang digunakan manusia untuk berpikir. Dengan itu manusia dapat membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya. Kemampuan indera ini diperoleh seseorang secara bertahap, semakin besar seseorang maka bertambah pula kemampuan pendengaran, penglihatan, dan akalnya hingga sampailah ia pada usia matang dan dewasanya. Dengan bekal pendengaran, penglihatan, dan hati nurani (akal) yang dianugerahkan Allah, seiring dengan perkembangan anak pada tahap selanjutnya, anak akan memperoleh pendidikan yang diawali dengan pendidikan dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan.
Taman Kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan pra-sekolah yang formal dalam membentuk kepribadian anak. Maka proses pendidikan bagi anak usia dini sangatlah penting untuk membentuk generasi yang sesuai dengan agama Islam. Perkembangan jiwa anak sudah tumbuh sejak kecil sesuai dengan fitrah yang telah diberikan Allah. Maka fitrah tersebut harus dibimbing dan diarahkan dengan baik. Syaikh Mustafa Al-Ghalayani mengatakan bahwa pendidikan adalah penanaman akhlak yang mulia dalam jiwa anak-anak yang sedang tumbuh dan menyiraminya dengan siraman petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi suatu watak yang melekat dalam jiwa, kemudian buahnya berupa keutamaan, kebaikan, suka beramal demi kemanfaatan bangsa.
Pendidikan agama Islam berusaha untuk menginternalisasikan nilai-nilai agama Islam sebagai titik sentral tujuan dari proses pembelajaran pendidikan Islam itu sendiri. Oleh karena itu yang menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum pendidikan agama Islam adalah:
Landasan di atas merupakan bagian yang sangat urgen dalam menetapkan kurikulum Pendidikan Agama Islam karena Pendidikan Agama Islam tidak hanya berpijak pada landasan normatif namun memerlukan landasan lain sebagai pendamping untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dalam masyarakat.
Posting Komentar
Berkomentar sesuai dengan judul blog ini yah, berbagi ilmu, berbagi kebaikan, kunjungi juga otoriv tempat jual aksesoris motor dan mobil lengkap