seminar manajemen sumber daya manusia
Disusun oleh:
Hamzah Denny Subagyo, S.E., M.M.
untuk perkuliahan Seminar Manajemen SDM di FE Universitas Narotama
Kepemimpinan dan kepribadian (leadership and personality)
- Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya. (fiedler, 1967)
- Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas dan mengoordinasikan serta memotivasi orang-orang ataupun kelompok untuk mencapai tujuan yang dikehendaki (shared goal, hemhiel & coons)
- Kepemimpinan adalah suatu proses yang memengaruhi aktivitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama sebagai proses hubungan antar pribadi dalam memengaruhi sikap seseorang, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain. (rauch & behling)
- Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau teknik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan semangat (psikologi manajemen, endin nasrudin, 2010)
- Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerja sama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan. (jacob & jacques)
- Kepemimpinan merupakan proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama.
- Kata kunci : pola hubungan, kemampuan mengoordinasi, memotivasi, kemampuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi.
- Gaya kepemimpinan intinya ttg pola perilaku yang konsisten.
- Leadership is the art of introducing subordinates to accomplish their assigment with deal a confidence. (koont &o’donnell, 199:557)
- Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. (veithzal rivai, 2004:2)
- Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain atau masyarakat yang berbeda-beda menuju pencapaian tertentu.(ishak arep & hendri tanjung, 2003:93)
Unsur-unsur kepemimpinan
- Kemampuan atau kecakapan memengaruhi orang lain (kelompok/bawahan). Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan keadaan yang berlainan.
- Kemampuan mengarahkan (directing), memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok. Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi. Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat mengembangkan suasana (iklim) yang mampu memenuhi sekaligus menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan melakukan persepsi sosial (social perception), kemampuan berpikir abstrak (ability in abstract thinking), dan kemampuan mengendalikan kestabilan emosi (emotional stability).
Fungsi kepemimpinan
Seorang pemimpin harus melakukan berbagai fungsi kepemimpinan. Mampu menentukan tujuan, menjelaskan, melaksanakan, memilih cara yang tepat, memberikan serta merangsang para anggota untuk bekerja. Fungsi2 tsb meliputi :
Fungsi instruktif
fungsi pemimpin dalam menunjukkan kepemimpinannya agar semua anggota kelompok yg dipimpinnya melakukan atau tidak melakukan sesuatu , yang datang dari arah sang pemimpin, guna mencapai tujuan yg sudah ditetapkan dan dikomunikasikan.
Fungsi konsultatif
fungsi pimpinan dalam menunjukkan kepemimpinannya dengan memberikan jawaban atau solusi atas kebutuhan yang dimintakan/ditanyakan/diajukan bawahan kepadanya.
Fungsi kepemimpinan
Fungsi partisipatif
kemampuan pimpinan memberikan kesempatan kepada semua anggota organisasi untuk mengambil peran dan memberikan kontribusi positip dalam aktivitas organisasi. Fungsi ini ditandai dengan tumbuh suburnya sumbang saran/suggestion dan inovasi.
Fungsi delegatif
fungsi mendewasakan subordinates untuk berotonomi dalam melakukan tugas-tugas tertentu yg telah ditetapkan dan biasanya merupakan hal rutinitas
Fungsi supervisi dan pengendalian
fungsi kontrol pimpinan dalam mengevaluasi setiap tahap/tingkatan aktivitas untuk mengendalikan agar semuanya tetap pada track yang tepat dan benar.
Dua dimensi fungsi kepemimpinan menurut hill & caroll :
Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.
Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemimpin.
Gaya kepemimpinan menurut harris & jeff (1987)
The autocratic leader
hampir menggunakan jalur satu arah komunikasi, yaitu top – down, tidak mengharapkan adanya feedback dan koreksi.
The participative leader
untuk organisasi yang memiliki anggota berpengalaman dan maju gaya ini cocok diterapkan.
The free rein leader
kepemimpinan yang keberdayaan organisasi nyaris seluruhnya di tangan bawahan. Atasan hanya menerima laporan dan sedikit pengarahan global saja.
Gaya/tipe kepemimpinan
- Tipe otoriter.
Gaya kepemimpinan yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pembagian tugas dan tanggung jawab ada di pimpinan. Bawahan hanya melaksanakan tugas yang sudah diberikan. - Tipe laized-faire.
Dalam tipe ini pimpinan membiarkan bawahan berbuat sekehendak hatinya. Tidak ada kontrol/pengawasan dan koreksi kepada bawahan. Organisasi menjadi tidak jelas, mudah terjadi kekacauan. - Tipe demokratis. Gaya kepemimpinan yang memberi wewenang secara luas kepada bawahan. Setiap ada masalah, bawahan selalu diikutsertakan sebagai suatu tim. Pimpinan banyak memberi informasi tentang tugas serta tanggung jawab bawahannya. Pemimpin senantiasa berbaur di tengah anggota kelompoknya. Saran dan pendapat bawahan dihargai. Rasa kekeluargaan dan persaudaraan dalam kelompok dibina dengan baik.
- Tipe pseudo-demokratis atau semi demokratis.
Pimpinan melakukan aktivitas kepemimpinannya seperti tipe demokratis. Ide-ide atau solusi suatu permasalahan dibicarakan dengan bawahan. Padahal pemimpin sudah memiliki konsep yang pasti dan harus dilaksanakan. Konsep itu akan dimasukkan seolah merupakan pendapat bersama dalam satu tim atau kelompoknya. Tipe ini sesungguhnya otoriter.
Gaya kepemimpinan mnrt george r. Terry
Personal leadership
kepemimpinan pribadi, dilaksanakan melalui hubungan pribadi. Petunjuk-petunjuk, dorongan atau motivasi dominan diberikan secara pribadi dengan karakter yg kuat oleh pimpinan kepada bawahan. Tipe ini cocok utk perusahaan berskala kecil.
Non personal leadership
segala peraturan dan kebijakan yang berlaku pada perusahaan melalui bawahan. Semua urusan nyaris diselesaikan di level bawah. Pendelegasian wewenang menjadi warna organisasi ini. Cocok utk perusahaan yang mature.
Democrative leadership
kepemimpinan partisipatif, opini-opini diproduktifkan, sumbangsaran diharapkan, dan sesuatu berdasarkan persetujuan kelompok
Paternalistic leadership
hubungan seperti kebapakan. Ada aktivitas semacam perlindungan atasan terhadap bawahan. Arahan selalu diharapkan bawahan. Atasan sebagai role model senantiasa muncul di segala aktivitas organisasi.
Indigenous leadership
kepemimpinan yang biasanya timbul pada orang-orang dari kelompok organisasi sosial informal. Timbul spontan dari keaslian sifat dan pembawaan. Kharismatik.
Gaya kepemimpinan mnrt ishak arep & hendri tanjung
Democratic leadership
menitikberatkan dalam menciptakan moral dan kemampuan bawahan untuk akhirnya hadir kepercayaan yang ultima.
Dictatorial atau authocratic leadership
dasarnya pada kemampuan atasan memaksakan keinginannya dan ada kesediaan bawahan untuk menerimanya dengan risiko apapun. Kompetensi dan kualitas moral pimpinan sangat menentukan keberhasilannya.
Paternalistik leadership
adanya penggabungan antara gaya demokratik dengan authocratic
Free rein leadership
kepemimpinan yang menyerahkan 100% kepada bawahan. Atasan hanya evaluator dan penerima laporan. Kalaupun memberikan arahan, hanya yang pokok-pokok saja.
Tanggungjawab & wewenang kepemimpinan
Menentukan tujuan pelaksanaan kerja secara kuantitas, kualitas, keamanan, moral dll.
Melengkapi bawahan dengan sumberdaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan adanya pengkayaan (enrichment)
Mengkomunikasikan, utamanya, apa harapan perusahaan dari karyawan.
Memberikan susunan imbalan atas prestasi.
Pendelegasian wewenang dan kesempatan berpartisipasi pada hal-hal yang perlu.
Mencarikan solusi dalam menghadapi berbagai hambatan
Menilai pekerjaan dan hasil serta sekaligus mengkomunikasikan dengan bawahan
Menunjukkan perhatian yang memadai kepada karyawan selaku asset perusahaan yang paling berharga.
Menjaga harmoni dan keseimbangan berbagai pertentangan dan berbagai tekanan yang ada dalam organisasi baik dari internal maupun eksternal.
Dasar kepemimpinan
Adalah kekuasaan dalam arti kemampuan menggerakkan sumber
Bentuk kekuasaan pemimpin berupa :
Coersive, atas rasa takut dan segan
Reward, atas harapan
Legitimate, diperoleh dari posisi seseorang dalam kelompok atau hierarki dalam organisasi
Expertise, kepakaran (keahliannya)
Referent(daya tarik/kharisma)
Peran kepemimpinan
Integration, peningkatan koordinasi
Communication, semua terhindar dari ketidaktahuan, ketidakpedulian dan kesalahpengertianan.
Product emphasis, berorientasi pada besar dan tingakt kesulitan pekerjaan
Organization, tindakan mengarah kepada pengaturan perbedaan, pengaturan, dan penyesuaian.
Evaluation, tindakan yang berkaitan erat dengan pendistribusian reward & punishment
Initation, tindakan yang menghasilkan perubahan-perubahan pada kegiatan organisasi.
Domination, tindakan-tindakan yang menolak (reject) penikiran-pemikiran seseorang atau anggota kelompok.
Product vs human orientation
A=deserter, atensi thd orang dan produk rendah. Terburuk
B=missionary, lebih memperhatikan kesejahteraan anggota dari pada kepada produk. Cocok di perusahaan massal yang tidak banyak pesaing dan rendah teknologi.
C=authocrat > < b cocok pada kondisi padat karya yang labour wages-nya rendah.
D=compromiser, sedang-sedang saja.
E=executive, mampu meraih prestasi tinggi dengan memberi imbalan yang menantang berkinerja tinggi pula.
4 tipe kepribadian
Tipe kepribadian
dalam ilmu psikologi, dikenal teori 4 tipe kepribadian. Teori ini dikenalkan pertama kali oleh galen, seorang ahli fisiologi yang hidup pada abad ke-2 masehi. Walaupun tipe ini dianggap kuno, tetapi masih digunakan oleh psikolog-psikolog di jaman modern ini.
4 tipe kepribadian
Koleris,
Sanguinis,
Melankolis dan
Plegmatis.
Dari 4 tipe kepribadian ini, tiap orang mempunyai kombinasi dari dua kepribadian. Umumnya salah satunya lebih dominan, kadang juga keduanya seimbang. Bila hanya 1 dari tipe kepribadian, maka dapat dikatakan tipe kepribadian sejati. Misalnya sanguinis sejati. Sanguinis dan koleris bisa berkombinasi secara alami karena keduanya ekstrovert, optimis dan terus terang. Kombinasi ini menghasilkan individu yang sangat energik. Plegmatis dan melankolis bisa berkombinasi karena keduanya introvert, pesimis dan lembut.
Kekuatan dan kelemahan koleris
Kekuatan
tipe ini berbakat menjadi pemimpin. Suka berprestasi dan mengorganisasikan. Hidupnya berorientasi pada tujuan, aktif dan dinamis.. Berkemauan keras dan tidak mudah putus asa. Tidak menyukai air mata dan emosi. Bebas dan mandiri. Dalam bekerja, suka yang serba teratur dan mencari pemecahan praktis. Mau melakukan tugas yang sulit dan suka ditantang. Bisa mendelagasikan pekerjaan dan mau bekerja untuk kegiatan kelompok . Bergerak cepat untuk bertindak sehingga unggul dalam keadaan darurat.
Kelemahan
orang bertipe koleris terlalu bersemangat, suka memerintah dan tidak sabaran, keras kepala dan kaku. Menyukai kontroversi dan pertengkaran, tidak mau menyerah kalau kalah. Tidak simpatik/kurang peka terhadap perasaan orang lain. Suka merasa benar sendiri. Mendominasi orang lain dalam bekerja, termasuk pecandu kerja, menuntut loyalitas dan penghargaan bawahan. Bisa kasar atau taktis. Mngharapkan pengakuan atas prestasinya.
Kekuatan dan kelemahan sanguinis
Kekuatan
kepribadian yang menyenangkan, ceria, supel, suka bicara dan bercerita. Punya selera humor yang baik. Emosional dan demonstratif. Antusias dan ekspresif. Optimis, penuh rasa ingin tahu. Berhati tulus, tidak menyimpan dendam dan cepat meminta maaf. Menyukai kegiatan spontan. Dalam bekerja, mengajukan diri secara sukarela untuk bekerja, mengilhami orang lain untuk bergabung dan dapat mempesona orang lain untuk bekerja.
Kelemahan
mendominasi percakapan dan suka membesar-besarkan, egoistis, suka mengeluh, kekanak-kanakan, tidak pernah dewasa. Mudah marah/emosional. Sensitif terhadap yang dikatakan orang tentang dirinya. Melupakan kewajiban. Keyakinan cepat luntur, tidak disiplin, mudah teralihkan perhatiannya. Benci sendirian. Tidak tetap/mudah berubah dan pelupa. Pandai berdalih. Suka mencari perhatian, sorotan dan kasih sayang, dukungan dan penerimaan orang di sekelilingnya. Memutuskan dengan perasaan.
Kekuatan dan kelemahan melankois
Kekuatan
perfeksionis, standar tinggi. Cenderung diam dan pemikir sehingga membutuhkan ruang dan ketenangan supaya bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Serius dan bertujuan. Analitis. Berbakat dan kreatif. Berfilsafat dan puitis. Bijaksana, idealis. Menghargai keindahan. Sensitif kepada orang lain. Berteman dengan hati-hati. Puas ada di belakang layar. Menghindari perhatian. Setia dan mengabdi. Mau mendengarkan keluhan dan mudah terharu. Dalam bekerja: suka keteraturan. Serba tertib dan hati-hati. Rapi dalam perencanaan, hemat.
Kelemahan
mengingat yang negatif dan menikmati sakit hati. Citra diri rendah dan merendahkan diri sendiri. Standar suka terlalu tinggi. Sangat memerlukan persetujuan. Mementingkan diri sendiri. Terlalu instropektif. Tertekan karena ketidaksempurnaan. Tidak aman secara sosial. Menarik diri dan menjauh. Suka mengkritik orang lain. Tidak menyukai yang menentang. Mencurigai orang lain, pendendam. Tidak mudah memaafkan dan penuh kontradiksi. Dalam kerjaan : suka memilih pekerjaan sulit. Suka ragu-ragu dan melewatkan banyak waktu.
Kekuatan dan kelemahan plegmatis
Kekuatan
kadang tipe ini dipandang sebagai orang yang lamban. Sebenarnya bukan karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Mudah bergaul dan santai. Mudah diajak rukun dan menyenangkan. Tenang, teguh, sabar dan seimbang. Hidup konsisten. Tidak banyak cakap tetapi bijaksana. Simpatik dan baik hati. Menyembunyikan emosi. Hidupnya penuh tujuan. Tidak suka mempersoalkan hal sepele. Punya banyak akal dan bisa mengucapkan kata-kata yang tepat di saat yang tepat. Pendengar yang baik, memiliki rasa humor yang tajam. Suka mengawasi orang lain. Berbelas kasihan dan peduli. Dalam bekerja: cakap dan mantap, dapat menengahi masalah. Menghindari pertikaian. Menemukan cara yang mudah. Baik dibawah tekanan.
Kelemahan
terlalu pemalu dan tidak banyak bicara. Tidak suka keramaian. Suka takut dan kawatir. Mementingkan diri sendiri dan suka merasa benar sendiri. Tidak antusias. Suka menilai orang lain. Suka menunda-nunda sesuatu. Kurang disiplin dan motivasi diri. Malas dan tidak peduli. Membuat orang lain merosot semangatnya. Lebih suka menonton. Tidak suka tantangan/resiko. Terlalu suka kompromi. Perlu waktu untuk menerima perubahan. Tidak suka didesak-desak.
Posting Komentar
Berkomentar sesuai dengan judul blog ini yah, berbagi ilmu, berbagi kebaikan, kunjungi juga otoriv tempat jual aksesoris motor dan mobil lengkap