Pemerolehan kembali saham sebagai saham treasuri dianggap sebagai likuidasi ekuitas pemegang saham sedangkan penjualan kembali saham treasuri dianggap sebagai penerbita saham baru. Konsep ini disebut dengan pendekatan nilai nominal karena harga penarikan atau penjualan kembali ditandingkan dengan nilai nominal. Selisihnya dikompensasikan ke modal setoran lain seluruhnya atau sebatas porsi modal setoran lain mula-mula sehingga selisihnya dikompensasikan ke laba ditahan. Contoh jurnalnya adalah sebagai berikut :
Pada saat penarikan :
Modal saham ……………………………………… 250.000
Agio saham ……………………………………….. 150.000
Kas …………………………………………………. 400.000
Pada saat penjualan :
Kas ……………………………………………….. 340.000
Modal saham ………………………………………. 250.000
Agio saham ………………………………………… 90.000
Jurnal jika dipakai laba ditahan adalah sebagai berikut :
Modal saham ……………………………………… 250.000
Agio saham (50.000 mula – mula + 10.000)……….. 60.000
Laba ditahan ……………………………………….. 90.000
Kas …………………………………………………. 400.000
Memang dari segi teknis dan konsep sebnarnya tidak ada perbedaan yang cukup material antara konsep satu-transaksi dan konsep dua-transaksi. Perbedaan sebenarnya justru terletak pada tujuan pemerolehan kembali saham tersebut. Kalau tujuannya adalah untuk mnjual kembali saham treasuri kepada karyawan atau pihak khusus lainnya, konsep satu akan lebih relevan. Akan tetapi, bila tujuan pemerolehan kembali adalah untuk membeli saham para pemengang saham yang tidak setuju dengan kebijakan perusahaan atau untuk melikuidasi jenis saham tertentu maka pendekatan dua akan lebih mengena karena hal ini cenderung bermakba likuidasi atau memutus hubungan kepemilikan.
Pengaruh bersi dari standar ini adalah diperbolehkannya kapitalisasi laba ditahan dalam transaksi pembelian dan penjulan saham treasuri khususnya kalau harga pembelian lebih tinggi dari pada modal setoran mula-mula.
Posting Komentar
Berkomentar sesuai dengan judul blog ini yah, berbagi ilmu, berbagi kebaikan, kunjungi juga otoriv tempat jual aksesoris motor dan mobil lengkap