KONSEP BERPIKIR |
Kelompok Variabel Pertama
Jika gaji karyawan di dasarkan pada kelompok variabel pertama, Gender, Pendidikan, Usia maka bagaimana cara menghitung besaran nilai gaji ??
Uji Normalitas
Untuk uji normalitas, gunakan Uji Wilcoxon, yakni sebuah alat uji untuk menentukan apakah ketiga variabel secara statistik layak digunakan sebagai dasar penetapan gaji karyawan
Hasil Uji Wilcoxon
Hasil Analisa Regresi Dummy
Teknik Menghitung
Gaji Bagi Karyawan Perempuan:
Gaji = 128,859 + 30,016 Gender
Gaji = 128,859 + 30,016 (0)
Gaji = Rp. 128,859
Gaji Bagi Karyawan Laki-laki:
Gaji = 128,859 + 30,016 (1)
Gaji + 128,859 + 30,016
Gaji = Rp. 158,875
Regresi Dummy Tiga Kriteria
Karyawan Perempuan Berpendidikan SMA usia 23 thn
Gaji = 128,859 + 30,016 (0) + 28,629 (0) + 1,396 (23)
Gaji = Rp. 160,967
Karyawan Perempuan Berpendidikan Sarjana usia 23 thn
Gaji = 128,859 + 30,016 (0) + 28,629 (1) + 1,396 (23)
Gaji = Rp. 189,596
Karyawan Laki-laki Berpendidikan Sarjana usia 27 thn
Gaji = 128,859 + 30,016 (1) + 28,629 (1) + 1,396 (27)
Gaji = Rp. 225,196
Karyawan Laki-laki Berpendidikan SMA usia 27 thn
Gaji = 128,859 + 30,016 (1) + 28,629 (0) + 1,396 (27)
Gaji = Rp. 196,567
Regresi Dummy Lebih Dari Tiga Kriteria
Dalam metode ini, variabel independent yg digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependent, jumlahnya di tambah dengan satu kriteria lagi, kriteria tsb adalah status ekonomi yaitu golongan miskin, menengah ke bawah, menengah dan golongan atas/kaya. Untuk mengidentifikasi status ekonomi/golongan penghasilan maka ditambahkan tiga variabel dummy yaitu Indeks_1, Indeks_2 dan Indeks_3. ke dalam SPSS data editor. Ketiga variabel Indeks tsb, menjadi bagian dari estimator dalam persamaan model yang terbentuk.
Tingkat Penghasilan Konsumen |
Proses Estimasi
Dengan berdasarkan variabel independent yaitu : Jumlah Outlet dan Jumlah SPG serta Variabel tingkat penghasilan konsumen maka sebaiknya perusahaan menjual produk di area / wilayah mana ?
Untuk menjawab kasus tersebut, diperlukan proses estimasi menggunakan persamaan regresi yang diperoleh dari hasil analisa. Akan di estimasikan prakiraan volume penjualan yang tercapai berdasarkan tingkat penghasilan konsumen
Hasil Analisa Regresi Dummy
Dari tabel di atas, persamaan regresi dapat disusun sbb:
Beli = 17,332 + 9,736 Outlet + 43,110 SPG + 67,159 Indeks_1 +
106,181 Indeks_2 + 88,552 Indeks_3
Interpretasi Hasil Analisa
- Jika tidak ada tambahan outlet dan tidak ada SPG maka volume barang yg terjual hanya 17 unit.
- Tambahan satu outlet, akan meningkatkan penjualan sebesar 10 unit.
- Tambahan satu orang SPG akan meningkatkan penjualan barang sebesar 43 unit
- Penjualan barang pada kelompok penghasilan menengah bawah sebesar 67 unit
- Penjualan barang pada kelompok penghasilan menengah sebesar 106 unit
- Penjualan barang pada kelompok penghasilan atas/kaya sebesar 89 unit.
Estimasi
Jika produk dijual pada golongan menengah bawah, jumlah outlet
ditambah 5 buah dan SPG ditambah 10 orang, maka estimasi produk
yg laku terjual sbb:
Beli = 17,332 + (9,736x5) + (43,110x10) + (67,159x1) + (106,181x0) + (88,552x0)
Beli = 17,332 + 48,68 + 431,10 + 67,159
Beli = 564 unit (pembulatan)
Jika dijual pada golongan kelas atas:
Beli = 17,332 + 48,68 + 431,10 + 88,552
Beli = 586 unit (pembulatan)
Jika produk dijual di area golongan menengah:
Beli = 17,332 + 48,68 + 431,1 + 106,181 = 603 unit (pembulatan)
Jika di jual di area golongan miskin :
Beli = 17,332 + 48,68 + 431,1 = 497 unit (pembulatan)
Regresi Binary / Rgeresi Logistik
Jika ada satu variabel yang signifikansinya di bawah 5%, maka variabel tersebut dapat digunakan untuk mengestimasi variabel dependent pada analisa regresi logistik tahap kedua.
Jika semua variabel tingkat signifikansinya di atas 5% maka analisa regresi Logistik tahap kedua tidak dapat dilakukan, variabel yang tidak signifikan harus dikeluarkan dari model regresi dan diganti dengan variabel lain, sampe hasilnya signifikan.
Regresi Binary Logistik
Regresi Binary Logistik |
Setelah analisa regresi di ulang hasilnya akan tampak sbb:
Persamaan regresi logistik dapat di sajikan sbb:
APS = 6,030 – 0,186 BOS
Misal, sebuah daerah mendapat bantuan BOS sebesar Rp. 30 juta, berapa persen penurunan angka putus sekolah di daerah tersebut ??
APS = 6,030 – 0,186 ( 30 ) = 6,030 - 5,580 = 45%.
APS = 6,030 – 0,186 ( 32 ) = 6,030 - 5,952 = 7,8%
APS = 6,030 – 0,186 ( 33 ) = 6,030 - 6,138 = 0
Posting Komentar
Berkomentar sesuai dengan judul blog ini yah, berbagi ilmu, berbagi kebaikan, kunjungi juga otoriv tempat jual aksesoris motor dan mobil lengkap