LAPORAN BEBAN POKOK PRODUKSI (COST OF GOODS MANUFACTURED STATEMENT).
Kegiatan produksi selama periode dilaporkan dalam laporan beban pokok produksi. Laporan ini merupakan perhitungan harga pokok barang yang telah selesai diproduksi selama suatu periode.
Jurnal dan Buku Besar
Untuk menggambarkan pencatatan dan pelaporan beban pokok produksi dalam sebuah perusahaan pabrik, anggaplah bahwa transaksi-transaksi berikut ini terjadi di PT Surya Dunia Abadi, sebuah perusahaan manufaktur.
Pembelian Bahan Baku
Selama tahun 200A, PT Surya Dunia Abadi membeli secara kredit bahan baku seharga Rp 1.440.000,00. Potongan pembelian, retur pembelian dan pengurangan harga serta transaksi-transaksi lain yang berhubungan dengan pembelian bahan baku diabaikan dalam contoh ini. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk pembelian tadi, jika dicatat dalam jurnal umum adalah sebagai berikut:
Tanggal
|
Nomor
Bukti
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
200A
| |||||
Des 31
|
-
|
Pembln bhn baku
|
500
|
1.440.000,00
| |
Hutang dagang
|
211
|
1.440.000,00
|
Ayat jurnal di atas merupakan gabungan transaksi selama setahun. Dalam kenyataannya, pencatatan dilakukan untuk tiap transaksi dalam buku pembelian. Pembayaran hutang dagang tidak diperhatikan lagi dalam ilustrasi ini. Akibat ayat jurnal di atas rekening Pembelian Bahan Baku pada tanggal 31 Desember 200A akan bersaldo debit sebesar Rp 1.440.000,00.
Pemakaian Tenaga Kerja Langsung
Selama tahun 200A, pembayaran gaji kepada tenaga kerja langsung berjumlah Rp 150.000,00. Gaji yang masih harus dibayar pada akhir tahun berjumlah Rp 23.000,00. Ayat jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
Tanggal
|
Nomor
Bukti
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
200A
| |||||
Des 31
|
-
|
Biy. tenaga krja lgsg
|
501
|
173.000,00
| |
Bank
|
111
|
150.000,00
| |||
Hutang biaya
|
213
|
23.000,00
|
Sekali lagi, ayat jurnal di atas adalah gabungan dari seluruh transaksi selama satu tahun. Kenyataannya, pencatatan dilakukan untuk tiap pembayaran dalam buku pengeluaran kas. Sementara itu, gaji yang masih harus dibayar dicatat sebagai ayat jurnal penyesuaian.
Pemakaian Biaya Overhead Pabrik
Dalam tahun 200A biaya overhead pabrik yang dibebankan dalam produksi berjumlah Rp 450.000. Jumlah ini sudah termasuk ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan. Ayat jurnal yang perlu dibuat pada waktu pembelian biaya-biaya tersebut adalah sebagai berikut:
Tanggal
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
200A
| |||||
Des 31
|
-
|
Biaya bahan pembantu
|
502
|
150.000
| |
Biy. tenaga kerja tdk lgsng
|
503
|
140.000
| |||
Biaya gaji pabrik
|
504
|
40.000
| |||
Biy. listrik, air & telp. pabrik
|
505
|
37.000
| |||
Biaya perlengkapan pabrik
|
506
|
15.000
| |||
Biaya pemeliharaan dan perbaikan
pabrik
|
507
|
50.000
| |||
Biaya asuransi pabrik
|
508
|
13.000
| |||
Biy. overhead pbrk lain-lain
|
599
|
5.000
| |||
Hutang dagang
|
211
|
450.000
|
Pembayaran hutang dagang dalam buku pengeluaran kas tidak diperlihatkan dalam contoh ini. Juga pembebanan biaya yang berasal dari pembayaran di muka. Untuk biaya penyusutan, ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Tanggal
|
Nomor
Bukti
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
200A
|
(A)
| ||||
Des 31
|
-
|
Biaya penyusutan pabrik
|
509
|
75.000
| |
Akum. penystn mesin
|
134
|
75.000
| |||
(B)
| |||||
Biaya penyusutan pabrik
|
509
|
9.500
| |||
Biy. penystn. penjualan
|
615
|
9.500
| |||
Biy. Pnystn adm&umum
|
625
|
9.500
| |||
Akum. Penystn. kend.
|
135
|
16.000
| |||
Akum. Penystn. perltn.
|
138
|
5.000
|
Dalam contoh perusahaan dagang, penyusutan dicatat melalui jurnal penyesuaian. Ayat jurnal penyusutan tersebut di atas terdiri dari dua bagian. Penyusutan mesin dibebankan seluruhnya dalam biaya pabrik (manufacturing cost). Sementara itu, penyusutan bangunan, kendaraan dan peralatan (total Rp 28.500) dialokasikan ke biaya pabrik (manufacturing cost), penjualan seta administrasi dan umum. Pengalokasian dilakukan berdasarkan penggunaan masing-masing aktiva tetap.
Dalam neraca lajur perusahaan manufaktur terdapat rekening yang belum pernah dibahas sebelumnya, yaitu aktiva tak terwujud. Aktiva tak berwujud adalah aktiva tetap yang secara fisik tidak nyata. Contoh aktiva tak berwujud adalah hak paten dan goodwill. Aktiva tak berwujud, seperti halnya aktiva tetap, harus disusutkan. Penyusutan untuk aktiva tak berwujud disebut amortisasi (amortization).
Amortisasi aktiva tak berwujud juga dapat dialokasikan ke biaya pabrik (manufacturing cost), biaya penjualan serta biaya administrasi dan umum. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat dan mengalokasikan biaya amortisasi adalah sebagai berikut:
Tanggal
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
200A
| |||||
Des 31
|
-
|
Biaya amortisasi pabrik
|
510
|
12.500
| |
Biaya amortisasi bag. penjualan
|
616
|
6.250
| |||
Biy. Amorts. bag. adm. & umum
|
626
|
6.250
| |||
Aktiva tak berwujud
|
140
|
25.000
|
Pada halaman-halaman berikut ini ditampilkan neraca lajur milik PT Surya Dunia Abadi seperti nampak dalam Tabel 1-1. Perhatikan rekening-rekening yang dipakai dan bandingkan dengan perusahaan dagang yang pernah dipelajari sebelumnya. Secara garis besar, bagan rekening yang digunakan oleh PT Surya Dunia Abadi adalah sebagai terlihat dalam Tabel 1-2
Tabel 1-1wv
PT. SURYA DUNIA ABADI Kertas Kerja
Tahun berakhir 31 Desember 200A
PT. SURYA DUNIA ABADI Kertas Kerja 1 |
PT. SURYA DUNIA ABADI Kertas Kerja 2 |
Posting Komentar
Berkomentar sesuai dengan judul blog ini yah, berbagi ilmu, berbagi kebaikan, kunjungi juga otoriv tempat jual aksesoris motor dan mobil lengkap