BILA ADA PERMINTAAN untuk memilih rnanakah di antara kelima indra kita yang paling berharga, rnaka hariya sedikitlah orang yang akan menjawabnya dengan mengatakan bahwa yang terpenting adalah indra pendengaran Namun dari antara segala macarn hal yang menghubungkan manusia dengan dunia luar, pendengaranlah yang tampaknya merupakan indra pokok, yang memberikan ciri khas kemanusiaan kita.
Betapa besar nilai pendengaran itu baru rnenjadi jelas bila orang tidak mernilikinya. Bayi yang terlahir buta atau tak peka rasa sakit biasanya rnengatasi rintangan ini, Sebaliknya, bayi yang terlahir tuna rungu mungkin akan kehilangan jalan yang memasuki dunia manusia. langkah pertama perkembangan intelektualnya tak dapat diraih. Bunyi yang menandakan kehidupan , dendang ibu, bunyi mamanbahkan rintihan laparnya sendiri tetap tak dikenalnya, Dia tak dapat belajar menirukan bunyi bunyi bermakna karena dia tak dapat mendengar atau mendengarkannya. Jika tak ada usaha heroik yang menyelamatkannya, ia sungguh tak akan pernah menguasai bahasanya sendiri.
Dia akan tersisih, terputus dan terpisah dari umat manusia. Pendengaran beserta bahasa tutur yang lahir dari pendengaranlah yang memberikan kepada manusia kemampuan tertinggi untuk berkomunikasi, maksudnya untuk meneruskan pengetahuannya yang telah diperoleh kepada orang lain, untuk memanfaatkan pengetahuan tadi, dan dengan demikian rnenguasai seluruh planet.
Kelihaian pendengaran manusia sama menarik perhatian dan pentingnya. Orang dapat mendengar dengung nyamuk di luar jendela , meskipun daya bunyi yang mencapai telinganya mungkin tidak lebih dari seperkuadrat trilyun watt. (Jika 100 kuadril yun 100,000,000,000,000,000 dengung sernacam itu dapat digabung dan diubah menjadi listrik, maka ada cukup arus Iistrik untuk menyalakan satu lampu baca).
Dan pusat pendengaran di dalam tubuh akan aktif dan sekaligus peka. Selama berjaga, pusat itu tak henti-hentinya menerima arus pesan dari luar. Pesan yang dapat di dengar ini harus ditapis dan dipilih, disingkirkan atau direaksi. Klakson mobil memberikan sinyal mendadak yang meminta reaksi, lengking sirene, peluit polisi, dering telefon dan segala bunyi semua mengantarkan pesan tertentu untuk pendengamya.
Tetapi apakah tepatnya bunyi itu? Dua abad yang Ialu pertanyaan ini rnenimbulkan berbaga:i perdebatan di kalangan kaum intelektual Eropa. "Apabila ada pohon tumbang di hutan," demikian tanya para pemikir Abad ke18, "dan di sana tak ada seorang pun yang mendengarnya, apakah di sana ada bunyi?"
"Tentu saja," kata ahli fisika yang kemudran bekerja keras untuk mengukur, menganalisis dan mengidentifikasi segala yang ada di sekitar mereka. "Bunyi terdiri dari peristiwa fisik tertentu yang terjadi saat ada seseorang yang mendengarnya entah tidak. Bunyi adalah gerakan moleku.l ya11g disebabka.n oleh benda bergetar di zat antara air, udara, batuan dan sebagainya. Dan gerakan tadi terorganisasi."
"Tentu saja tidak," kata para filsuf yang senantiasa mempersoalkan seluruh alam untuk mencari suatu dunia "nyata". "Bunyi adalah pengindraan, yang dikenal hanya oleh pikiran pendengar suatu pengalaman indra yang dapat kita hubungkan dengan kehidupan fisik dan emosional kita."
Telinga adalah indera yang paling berharga bagi manusia |
Dia akan tersisih, terputus dan terpisah dari umat manusia. Pendengaran beserta bahasa tutur yang lahir dari pendengaranlah yang memberikan kepada manusia kemampuan tertinggi untuk berkomunikasi, maksudnya untuk meneruskan pengetahuannya yang telah diperoleh kepada orang lain, untuk memanfaatkan pengetahuan tadi, dan dengan demikian rnenguasai seluruh planet.
Kelihaian pendengaran manusia sama menarik perhatian dan pentingnya. Orang dapat mendengar dengung nyamuk di luar jendela , meskipun daya bunyi yang mencapai telinganya mungkin tidak lebih dari seperkuadrat trilyun watt. (Jika 100 kuadril yun 100,000,000,000,000,000 dengung sernacam itu dapat digabung dan diubah menjadi listrik, maka ada cukup arus Iistrik untuk menyalakan satu lampu baca).
Dan pusat pendengaran di dalam tubuh akan aktif dan sekaligus peka. Selama berjaga, pusat itu tak henti-hentinya menerima arus pesan dari luar. Pesan yang dapat di dengar ini harus ditapis dan dipilih, disingkirkan atau direaksi. Klakson mobil memberikan sinyal mendadak yang meminta reaksi, lengking sirene, peluit polisi, dering telefon dan segala bunyi semua mengantarkan pesan tertentu untuk pendengamya.
Tetapi apakah tepatnya bunyi itu? Dua abad yang Ialu pertanyaan ini rnenimbulkan berbaga:i perdebatan di kalangan kaum intelektual Eropa. "Apabila ada pohon tumbang di hutan," demikian tanya para pemikir Abad ke18, "dan di sana tak ada seorang pun yang mendengarnya, apakah di sana ada bunyi?"
"Tentu saja," kata ahli fisika yang kemudran bekerja keras untuk mengukur, menganalisis dan mengidentifikasi segala yang ada di sekitar mereka. "Bunyi terdiri dari peristiwa fisik tertentu yang terjadi saat ada seseorang yang mendengarnya entah tidak. Bunyi adalah gerakan moleku.l ya11g disebabka.n oleh benda bergetar di zat antara air, udara, batuan dan sebagainya. Dan gerakan tadi terorganisasi."
"Tentu saja tidak," kata para filsuf yang senantiasa mempersoalkan seluruh alam untuk mencari suatu dunia "nyata". "Bunyi adalah pengindraan, yang dikenal hanya oleh pikiran pendengar suatu pengalaman indra yang dapat kita hubungkan dengan kehidupan fisik dan emosional kita."
Posting Komentar
Berkomentar sesuai dengan judul blog ini yah, berbagi ilmu, berbagi kebaikan, kunjungi juga otoriv tempat jual aksesoris motor dan mobil lengkap